PROCESSED OF STONE CRUSHER PLANT (view more)
- Raw materials are evenly and gradually conveyed into jaw stone crushing equipment for primary crushing via the hopper of vibrating feeder. (Bahan Baku yang secara merata dan bertahap disampaikan ke dalam alat pemecah batu seperti “Jaw Crusher” untuk pemecahan primer/awal melewati “Hopper Vibrating Feeder”).
- The crushed stone materials are conveyed to crushing plant by belt conveyor for secondary crushing before they are sent to vibrating screen to be separated. (Bahan Baku yang dipecah yang dialirkan oleh “Belt Conveyour” ke mesin pemecah batu untuk pemecahan selanjutnya sebelum dialirkan ke “Vibrating Screen” untuk dipisahkan).
- After separating, qualified materials will be taken away as final products, while unqualified materials will be carried back to the stone crushing equipment for recrushing. And customers can classify final products according to different size ranges. All the final products are up to the related standards, according to different requirements, customers can adjust the size of their final products from this stone crushing plant. (Setelah dipisahkan, bahan yang berkualitas akan diambil sebagai produk akhir, sementara bahan yang belum berkualitas akan dibawa kembali ke alat pemecah batu untuk dipecah kembali. Dan pelanggan dapat mengklasifikasikan produk akhir sesuai dengan tingkatan ukuran yang berbeda-beda. Semua produk akhir yang terkait sudah sesuai standar, sesuai dengan kebutuhan yang berbeda, pelanggan dapat menyesuaikan ukuran produk akhir yang dibutuhkan mereka dari mesin pemecah batu).
- Clients will get the satisfactory products after objects being crushed for several times. Dust is generated during the working process while the dust control units are needed. (Pelanggan akan mendapatkan produk yang memuaskan setelah bahan baku tersebut dipecah beberapa kali. Debu yang dihasilkan selama proses pemecahan dibutuhkan pengendalian).
PROCESSED OF ASPHALT MIXING PLANT (view more)
An Asphalt Plant is a plant used for the manufacture of asphalt, macadam and other forms of coated roadstone, sometimes collectively known as blacktop or asphalt concrete (Pabrik Pengolahan Aspal adalah Pabrik yang digunakan untuk pembuatan aspal, jalan aspal dan bentuk lain untuk pelapisan jalan batu yang terkadang secara kolektif dikenal sebagai aspal atau aspal beton).
The manufacture of coated roadstone demands the combination of a number of aggregates, sand and a filler (such as stone dust), in the correct proportions, heated, and finally coated with a binder, usually bitumen based or, in some cases, tar, although tar was removed from BS4987-1, BS4987-2 in 2001-2003 and is not referred to in BSEN 13108/1. The temperature of the finished product must be sufficient to be workable after transport to the final destination. A temperature in the range of 100 to 200 degrees Celsius is normal (Pembuatan jalan aspal dilapisi kombinasi dari sejumlah aggregate, pasir dan bahan pengisi/abu batu, dalam proporsi yang benar yang dipanaskan dan akhirnya dilapisi bahan pengikat biasanya aspal atau dalam beberapa kasus seperti Tar, meskipun tar telah dihapus dari BS4987 pada tahun 2001-2003 dan tidak disebut dalam BSEN 13018/1. Suhu untuk produk jadi harus cukup untuk bisa diterapkan setelah dikirim ke tujuan akhir. Suhu di kisaran 100 sd 200 derajat celsius adalah normal).
Increasingly, recycled asphalt pavement (RAP) is used as part of the mix. The binder used is flammable, and the heaters are large liquid or gas fired burners. RAP is introduced after the heating process and must be accounted for in the overall mix temperature calculations. New Warm-mix technologies have allowed asphalt plants to produce asphalt at lower temperature and extend the allowable temperature range for paving. In 2014, nearly one third of all asphalt produced during the construction season was produced using warm-mix technologies (Meningkatnya, aspal daur ulang (RAP) digunakan sebagai bagian campuran. Pengikat yang digunakan harus mudah terbakar, dan pemanas harus menggunakan volume cairan yang banyak atau gas pembakar. Diperkenalkan setelah proses pembakaran dan harus diperhitungkan dalam perhitungan suhu campuran keseluruhan. Teknologi baru pencampuran telah memungkinkan pabrik aspal untuk menghasilkan aspal pada suhu yang lebih rendah dan memperluas jangkauan suhu yang diijinkan untuk pengaspalan. Pada tahun 2014, hampir sepertiga dari semua aspal yang dihasilkan selama musim proyek diproduksi menggunakan teknologi pemanasan campuran).
There are three main classes of plant: batch heater, semi-continuous (or “asphalt plant”), and continuous (or “drum mix”). The batch heater has the lowest throughput, the continuous plant the highest at up to around 500 tonnes per hour (Ada 3 Kelas Pabrik : “Batch Heater”, “Semi Continuous” Asphalt Plant, “Continuous” Drum Mix. “Batch Heater” memiliki kapasitas pemanasan terendah, “Continuous” memiliki kapasitas pemanasan tertinggi sekitar 500 ton per jam).
Supply of roadstone for large contracts is generally by tender with considerable pressure on price. A faulty batch of roadstone must be planed up and relaid, often with additional lane rental charges, at a cost which may be orders of magnitude higher than the original price, so sophisticated control systems are a necessity (Pasokan batu untuk jalan dalam kontrak besar umumnya melalui tender dengan harga yang ditekan secara ekonomis. Sebuah proses produksi batu untuk jalan harus direncanakan dan disampaikan, seiring dengan biaya tambahan dari rental, dengan biaya yang mana lebih tinggi kelipatannya dari harga asli, sehingga sistem pengendalian yang canggih adalah suatu kewajiban).
PROCESSED OF CONCRETE BATCHING PLANT (view more)
A Concrete Plant, also known as a Batch Plant or Batching Plant or a Concrete Batching Plant, is a device that combines various ingredients to form Concrete (Sebuah Pabrik Beton, dapat juga dikenal sebagai Pabrik Tumpukan Beton atau Pabrik Pengolahan Beton, ialah suatu perangkat beberapa alat yang tergabung untuk membentuk atau mengolah beton).
Some of these inputs include Sand, Water, Aggregate (rocks, gravel, etc.), Fly Ash, Potash, and Cement (Beberapa bahan yang dimasukkan meliputi Pasir, Air, Aggregate (batu, kerikil, dll.), Aditif, Kalium dan Semen).
There are two types of Concrete Plants: Dry Mix Plants and Wet Mix Plants (Ada 2 jenis alat Pengolahan Campuran Beton: Pengolahan Campuran Kering dan Pengolahan Campuran Basah). A Concrete Plant can have a variety of parts and accessories, including: (Alat Pengolahan Beton dapat memiliki berbagai bagian dan aksesori, termasuk: )
- Mixers (either tilt-up or horizontal or in some cases both),
- Cement Batchers,
- Aggregate Batchers,
- Conveyours,
- Radial Stackers,
- Aggregate Bins,
- Cement Bins,
- Heaters,
- Chillers,
- Cement Silos,
- Batch Plant Controls,
- Dust Collectors (to minimize environmental pollution)
The center of the Concrete Batching Plant is the mixer. (Pusatnya dari Alat Pengolahan Beton adalah “Mixer”). There are many types of mixer like Tilt, Pan, Planetary, Single Shaft and Twin Shaft mixer. (Ada banyak jenis mixer seperti Tilt, Pan, Planetary, Single Shaft dan Twin Shaft mixer). The Twin Shaft mixer can ensure an even mixture of concrete and large output, while the tilt mixer offers a consistent mix with much less maintenance labor and cost (Twin Shaft mixer dapat memastikan pengeluaran campuran beton yang besar, sementara kemiringan mixer menawarkan campuran secara konsisten dengan jauh lebih sedikit biaya pemeliharaan dan biaya tenaga kerja).
Document from Wikipedia
